Tinggi Muka Air Danau Toba Meningkat Selama Operasi TMC

DL/050502021/Jakarta

---- Tinggi Muka Air (TMA) Danau Toba terpantau meningkat signifikan setelah dilaksanakan TMC (Teknologi Modifikasi Cuaca). Operasi TMC tahap kedua direncanakan akan dilanjutkan pada akhir Agustus atau awal September mendatang. 

Hal ini terungkap dalam rapat evaluasi penerapan upaya TMC yang dilaksanakan secara daring dan dipimpin langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan. Hadir dalam rapat evaluasi ini antara lain Kepala BPPT, Kepala BMKG, Plh Kepala LIPI, Perwakilan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, PT. Inalum (Persero) dan Perum Jasa Tirta I pada Selasa 4 Mei 2021.

“Selama operasi dilaksanakan, tim TMC berhasil meningkatkan efektif inflow Danau Toba di atas target yang ditetapkan sebelumnya,” ujar Hammam Riza, Kepala BPPT di Jakarta, Rabu 5 Mei 2021. 

Efektif Inflow meningkat diatas baseline inflow yang ditargetkan oleh PT Inalum (Persero) sebesar 138,6 m3/dt. “Ini berarti terjadi peningkatan inflow yang berdampak pada kenaikan TMA sehingga diharapkan berkontribusi dalam pengelolaan SDA di Danau Toba lebih baik lagi,” papar Kepala BPPT.

Sementara dari sisi akumulasi curah hujan selama operasi TMC berdasarkan data GsMAP JAXA (TRMM) tercatat sebesar 361 mm. “Berdasarkan data tersebut, maka selama periode TMC terjadi peningkatan curah hujan 36,3 persen dari curah hujan historisnya, dan meningkatkan efektif inflow melebihi baseline inflow sebesar 3,8 persen,” ujar Kepala BPPT. 

Dari hasil pemantauan pada akhir kegiatan TMC (Jumat 30 April 2021), tinggi muka air Danau Toba telah mengalami kenaikan 8,5 cm dibandingkan dengan tinggi muka air yang dipantau pada awal kegiatan TMC. Kenaikan TMA ini diharapkan dapat menjadi “angin segar” bagi PT Inalum (Persero) yang memanfaatkan air dari Danau Toba sebagai sumber utama 3 bendungan, yaitu Bendungan Pengatur, Bendung Sigura-gura, dan Bendungan Tangga, dan 2 PLTA (Pembangit Listrik Tenaga Air) yaitu PLTA Sigura-gura dan PLTA Tangga yang merupakan sumber listrik utama untuk pengoperasian pabrik peleburan aluminium.

Tahap Kedua Agustus atau awal September

Dalam pertemuan ini, juga  direkomendasikan TMC DTA Danau Toba dapat kembali dilaksanakan mulai Agustus yang semula diusulkan pada Oktober 2021. Rapat Koordinasi yang dipimpin langsung oleh Menteri Koordinator Maritim dan Investasi, Luhut Pandjaitan mengusulkan BPPT dan  BMKG agar terus melakukan pemantauan secara  kontinyu terhadap tinggi permukaan air di Danau Toba.

“Sekaligus diharapkan menerapkan teknologi pemantauan kualitas dan kuantitas air danau melalui pembangunan stasiun cuaca lokal di  Danau Toba. Operasi TMC tahap kedua diharapkan dilaksanakan pada Agustus atau awal September mendatang,” ujar Menko Marves Luhut Panjaitan. 

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan secara klimatologi puncak musim hujan di sekitar Danau Toba terjadi 2 kali yaitu pada  April dan November. Sedangkan pada  Juni dan Juli umumnya berada dalam kategori rendah hingga menengah dengan curah hujan berkisar antara 51- 150 mm.

“Bulan Mei 2021 daerah Danau Toba akan masuk musim kemarau. Sehingga TMC saat ini sekaligus sebagai antisipasi menghadapi musim kemarau 2021,” ujarnya.

Reinaldy Harahap, Direktur Eksekutif Operasi dan Produksi PT Inalum (Persero) menyampaikan pihaknya siap berkoordinasi untuk kegiatan TMC tahap kedua. “Kami sampaikan terima kasih pada tim BBTMC-BPPT yang sudah berupaya mencapai hasil maksimal. Untuk tahap kedua, kami akan berkoordinasi dengan Pemda Sumatera Utara agar kembali memfasilitasi pemberian izin bahan semai berupa flare (low explosive) untuk kegiatan TMC di Danau Toba,” ujarnya. 

Jon Arifian, Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca-BPPT mengatakan selama 29  hari kegiatan (1-29 April), telah dilaksanakan 27 sorti penerbangan penyemaian awan menggunakan pesawat Piper Cheyenne II PK-TMC dengan bahan semai flare CoSAT. 

“Pada tahap awal kegiatan TMC keberadaan Siklon Tropis SEROJA pada periode 5-8 April, mengurangi secara signifikan pertumbuhan awan di wilayah DTA Toba. Setelah gangguan tersebut hilang maka upaya TMC Kembali dapat berperan lebih efektif dalam mengintervensi pertumbuhan awan sehingga dapat menambah curah hujan secara signifikan,” papar Jon Arifian.

Terkait rekomendasi pelaksanaan TMC tahap 2 pada periode awal musim hujan akhir tahun 2021, Jon mengatakan persiapan akan lebih intensif dilakukan termasuk koordinasi dengan BMKG dalam hal prediksi periode optimal penerapan TMC. (BBTMC)

Tags